TUBAGUS ALVER ALIFIADY KARTAWIJAYA : CAHAYA PEMBASMI HAMA
RINGKASAN JURNAL "Perancangan Piranti Perangkap Serangga (Hama) dengan Intensitas Cahaya"
Oleh Tubagus Alver Alifiady Kartawijaya (1903015138)
Tugas 9 Pertemuan 9 PDS 7C
Serangga adalah mahluk hidup dengan spesies terbanyak
didunia. Total spesies serangga sebesar 4-8 juta sangat dominan dibanding total
spesies seluruh mahluk hidup sebanyak 12.5 juta. Jumlah mahluk hidup yang teridentifikasi
sebesar 1.5 juta, jumlah serangga yang teridentifikasi sebesar 950 ribu. Ini
berarti jumlah serangga yang teridentifikasi lebih dari 1/2 jumlah mahluk hidup
yang teridentifikasi. Serangga adalah kelompok utama hama. (Alim & Ramza, 2013)
Menurut pakar perlindungan tanaman, Purnama Hidayat, paling
tidak ada lima alasan yang dapat mendukung pernyataan tersebut.
- Serangga merupakan kelompok terbesar dalam dunia hewan, kurang lebih 2/3 spesies hewan yang telah teridentifikasi adalah serangga.
- Serangga memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap kondisi lingkungannya.
- Serangga memiliki jenis makanan yang beragam.
- Serangga dapat berkembang biak dengan cepat.
- Serangga dapat menjadi resisten terhadap insektisida.
Sebagai makhluk yang memiliki kemampuan adaptasi yang
tinggi, serangga mudah terpengaruh oleh kondisi fisik lingkungan. Oleh
karenanya serangga hama dapat dikendalikan secara fisik, yakni melalui
pengaturan faktor[1]faktor fisik
diantaranya adalah sebagai berikut
- Suhu.
- Kelembaban : mempengaruhi penguapan cairan tubuh serangga, preferensi tempat hidup dan persembunyian (terutama iklim mikro). RH Optimum 73-100%.
- Suara.
- Cahaya : mempengaruhi aktivitas serangga (diurnal, nokturnal, krepuskular), perilaku serangga (tertarik gelombang cahaya, menghindar gelombang cahaya).
Salah satu cara untuk mengamati energi cahaya dapat
dilakukan dengan mengukur pengaruh besaran dan distribusi partikel dalam Flow
cytometers. Flow cytometers pada dasarnya adalah mikroskop yang dilengkapi
dengan komponen yang berfungsi untuk melalukan individu cell secara sekuensial
melalui berkas cahaya (laser) yang akan dianalisis. Komponennya antara lain:
- Sumber cahaya, dan komponen pemfokus cahaya.
- Fluidics, untuk mengarahkan cells melalui cahaya.
- Detektor Elektronika, untuk mendeteksi cahaya dan mengubahnya ke bentuk sinyal digital.
- Suatu komputer untuk penyimpanan signals yang akan dianalisis.
Rancangan Alat Penangkap Serangga Hama
Ketika nilai intensitas cahaya yang efektif diperoleh melalui uji laboratorium, dapat diimplementasikan dalam rancangan alat penangkap serangga hama di lahan pertanian. Secara umum gambaran cara kerja piranti perangkap serangga hama ini adalah dengan menyalakan lampu utama dalam beberapa waktu untuk mengumpulkan semua serangga. Setelah lampu utama padam, lampu perangkap serangga kecil dinyalakan, sehingga serangga menuju perangkap serangga kecil yang di atasnya telah dipasang filter sehingga hanya serangga ukuran kecil saja yang dapat masuk dan terperangkap. Setelah lampu perangkap serangga kecil padam, kemudian lampu perangkap serangga sedang dinyalakan sehingga sisa serangga yang tidak masuk perangkap pertama menuju perangkap ke dua (perangkap serangga sedang). Filter dipasang agar serangga besar tidak terperangkap pada perangkap ke dua. Setelah lampu perangkap sedang padam, kemudian lampu perangkap serangga besar menyala sehingga serangga besar menuju perangkap serangga ke tiga. Filter dipasang agar serangga tertentu dalam ukuran sangat besar yang biasanya menjadi prodator menguntungan tidak ikut terperangkap. Demikian seterusnya proses diulang sehingga diperoleh serangga dalam tiga kategori ukuran: kecil, sedang, dan besar.
Hasil dari temuan pada penelitian tersebut adalah kondisi
pertama dimna diperoleh 6 siklus penangkapan serangga tiap jam dengan
pembagian waktu; 4 menit untuk nyala lampu 4 (mengumpulkan semua serangga); 2
menit untuk nyala lampu 3 (mengarahkan serangga kecil ke bejana perangkap); 2
menit untuk nyala lampu 2 (mengarahkan serangga sedang ke bejana perangkap); 2
menit nyala lampu 1 (pengarah serangga besar ke bejana perangkap). Sehingga
jumlah waktu yang dibutuhkan dalam satu siklus penangkapan selama 10 menit.
Kondisi kedua dimana diperoleh 3 siklus penangkapan serangga
tiap jam dengan pembagian waktu; 8 menit untuk nyala lampu 4 (mengumpulkan
semua serangga); 4 menit untuk nyala lampu 3 (mengarahkan serangga kecil ke
bejana perangkap); 4 menit untuk nyala lampu 2 (mengarahkan serangga sedang ke
bejana perangkap); 4 menit nyala lampu 1 (pengarah serangga besar ke bejana
perangkap). Sehingga jumlah waktu yang dibutuhkan dalam satu siklus penangkapan
selama 20 menit.
Hasil implementasi dan analisis data uji coba yang telah
dilakukan pada penelitian tersebut menggambarkan bahwa rancangan alat penangkap
serangga (hama) yang diimplementasikan telah memiliki mekanisme kerja yang
sesuai rancangan. Dengan menunjukkan bahwa Skenario 6 kali siklus penangkapan
serangga setiap jam, telah berhasil dijalankan dengan mengatur nyala lampu 4
selama 4 menit; mengatur nyala lampu 3 selama 2 menit; mengatur nyala lampu 2
selama 2 menit; dan mengatur nyala lampu 1 selama 2 menit. Dan skenario 3 kali
siklus penangkapan serangga setiap jam, telah berhasil dijalankan dengan
mengatur nyala lampu 4 selama 8 menit; mengatur nyala lampu 3 selama 4 menit;
mengatur nyala lampu 2 selama 4 menit; dan mengatur nyala lampu 1 selama 4 menit.
Sekian rangkuman penelitian pada jurnal "Perancangan Piranti Perangkap Serangga (Hama) dengan Intensitas Cahaya" yang dapat saya paparkan. Terimakasih
Nama : Tubagus Alver Alifiady Kartawijaya
Kelas : 7C - Teknik Informatika
NIM : 1903015138
Daftar Pustaka :
Alim, E. S., &
Ramza, H. (2013). Perencangan Piranti Perangkap Serangga (Hama) dengan
Intensitas Cahaya. Jurnal Rekayasa Teknologi, Vol 3(1), 28–34.
https://journal.uhamka.ac.id/index.php/rektek/article/view/113
Jurnal Penelitian "Perancangan Piranti Perangkap Serangga (Hama) dengan Intensitas Cahaya"
Komentar
Posting Komentar